Kisah Makam Syahid Lapan

2:44:00 am
Kisah Makam Syahid Lapan merupakan secuil sejarah yang patut kita ketahui bagi kalangan muda mudi dimasa kini, dimana para Syuhada - Syuhada banyak yang tewas dalam mempertahankan Bumoe Aceh dari penjajahan  masa Belanda.



Kuta Gle Di Taklukan Belanda

Sebuah Monumen pada kaki bukit Kuta Gle yang terletak di Jln. Banda Aceh - Medan tepatnya di ujung timur Jembatan Batee Iliek yang dibangun untuk mengenang jasa para Syuhada yang tewas dalam mempertahankan kerajaan Bumoe Atjeh di kawasan itu.

Pada masa perjuangan perang melawan Belanda di daerah Batee Iliek terkenal seorang pemimpin perjuangan Aceh yang dikenal dengan Panglima Said dimana beliau yang memimpin perjuangan melawan Belanda di kawasan tersebut.

Lebih kurang selama 23 tahun benteng Kuta Gle sangat sulit ditaklukkan para pasukan Belanda, walaupun mereka dilengkapi dengan berbagai persenjataan yang lengkap dimasa itu. Bermacam strategi - strategi unik yang digunakan oleh Panglima Said. Pada suatu hari para Pasukan Belanda yang mencoba untuk naik ke bukit Kuta Gle dibiarkan saja begitu. Namun ketika sebagian besar para pasukan Belanda yang sedang mendaki ke bukit tersebut, para pasukan Panglima Said menggulingkan beberapa potongan batang kelapa yang telah duluan dipersiapkan diatas bukit. Akibatnya batang kelapa itu menimpa para pasukan Belanda dan mereka banyak yang terjungkal ke sungai hingga akhirnya tewas.

Pada tahun 1901 Benteng Kuta Gle baru bisa ditaklukkan, dikarenakan ada seorang pengkhianat “Cuak” bernama panggilan Abu Pang. Ia mencoba membawa para pasukan Belanda melalui jalan lain untuk menyerang benteng Kuta Gle. Abu Pang dimasukkan ke dalam sebuah guci agar tidak terlihat oleh para warga di sekitar daerah itu. Dengan pengkhianatan itulah benteng Kuta Glee takluk dikuasai para pasukan Belanda. Dalam pertempuran saat itu Panglima Said sendiri tewas di tempat bersama sebagian besar para syuhada yang diakibat oleh pengkhianatan Abua Pang.

Maka mengenang peristiwa tersebut, di bangunlah sebuah monumen di kaki bukit Kuta Gle, Monumen itu kini menjadi tonggak sunyi ditengah - tengah keramaian para wisatawan lokal yang mengunjungi areal wisata Krueng Batee Iliek disetiap harinya. banyak yang tidak mengetahui bahwa di tempat rekreasi tersebut pernah terjadi sebuah pergoalkan besar terhadap perjuangan melawan para pasukan Belanda dimana kurang lebih 23 tahun berusaha untuk menaklukkannya.

Syahid Lapan

Dari Kuta Gle tak jauh, sekitar beberapa kilometer ke arah timur. Ada sebuah situs sejarah perjuangan melawan para pasukan Belanda yang teletak di Desa Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen. Dimana terdapat sebuah makam delapan para syuhada yang dinamai Syahid Lapan.

Alasan kenapa dinamai makam Syahid Lapan, karena di situ dimakamkan delapan para Syuhada yang gugur melawan pasukan Belanda. Mereka adalah

1. Tgk Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje
2. Tgk Muda Lem Mamplam
3. Tgk Nyak Balee Ishak Blang Mane
4. Tgk Meureudu Tambue
5. Tgk Balee Tambue
6. Apa Syehk Lancok Mamplam
7. Muhammad Sabi Blang Mane, dan
8. Nyak Ben Matang Salem Blang Teumulek.



Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam. Peristiwa tersebut terjadi pada awal tahun 1902, dimana para Syuhada Lapan menghadang pasukan marsose yang berjumlah 24 dilengkapi dengan senjata api, Sedangkan para para pejuang Aceh hanya dengan pedang milik mereka sendiri. Dengan izin Allah dan semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua pasukan marsose tersebut.

Setelah para Syuhada Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose, lalu mereka mengumpulkan senjata - senjata milik pasukan marsose yang telah tewas. Namun para Syuhada Lapan larut dalam euphoria kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsose lain datang dari arah Jeunieb untuk memberi bantuan. Kedelapan Syuhada itu diserang secara membabi buta dan Syahid dengan bersimbah darah.

Tak hanya disitu, para marsose yang melihat 24 rekannya terbunuh histeris maka pasukan marsose tersebut melampiaskan jasad para syuhada tersebut dengan mencincang-cincangnya hingga menjadi puluhan potong dengan pedang milik mereka sendiri,  yang kemudian dikebumikan dalam satu liang.

Kini, saban hari makam Syuhada Lapan banyak didatangi oleh orang yang ingin bernazar. Bukan hanya dari daerah sekitar itu, tapi juga dari daerah lainnya di luar Kabupaten Bireuen. Di saat hari libur ada saja yang datang untuk melepas nazar, seperti halnya menyembelih sapi atau kambing di Makam itu.

Para pengguna jalan yang melintasi Jln. Banda Aceh - Medan juga selalu berhenti sebentar begitu tiba di depan Makam Syahid Lapan untuk memberi sumbangan yang memang telah disediakan celengan beton yang berbentuk miniatur rumah. Konon kabarnya, apabila para pengguna jalan berhenti dan memberi sedekah ke makam tersebut, maka akan menjauhi hambatan dalam perjalanan.

Di Makam Syahid Lapan dinaungi sebatang pohon yang rindang. Pohon itu tiga tahun lebih muda dari usia makam Syuhada Lapan, dan sampai sekarang masih tetap kokoh dan kuat. Semoga bagi anda yang melewati Makam Syahid Lapan luluh hati dan berhenti sejenak untuk mendoakan agar di tempatkan di sisi Allah, dan hendaklah memberikan sedikit sedekah guna menjauhkan bahaya dalam perjalanan kita dan juga untuk memperbaiki Makan Syahid Lapan.
Previous
Next Post »

1 comment

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete