Kisah Lagenda Tapak Tuan dan Putri Naga

5:52:00 am
Kisah Lagenda Tapak Tuan dan Putri Naga, merupakan sebuah lagenda yang sangat terkenal di kawasan Aceh Selatan - Tapak Tuan. Cerita ini dibarengi dengan ornamen - ornamen yang memiliki bentuk dan rupa seperti yang tersebut di dalam cerita tersebut.



Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga.

Alkisah, dizaman dahulu kala konon, di Aceh Selatan hidup sepasang naga. Sepasang naga ini, memiliki seorang anak perempuan yang disebut dengan Putri Naga. Putri ini memiliki rupa yang cantik jelita dan rupawan, menurut cerita putri ini didapati oleh sepasang naga tersebut dari laut lepas saat selesai badai dahsyat yang menenggelamkan sebuah kapal dari daratan Cina.

Konon saat itu, sepasang naga sedang menyusuri lautan luas yang bergelombang. Sepasang naga tersebut tiba-tiba berhenti dan memperhatikan sebuah titik hitam yang ada di tengah-tengah laut. Titik hitam itu menarik perhatiannya. Semakin Lama titik hitam itu kian mendekat ke arah sang naga yang disebabkan oleh arus gelombang laut. Sepasang Naga tersebut terus memperhatikan titik hitam itu. Ketika titik hitam itu semakin mendekat, Sang Naga melihat adanya sebuah pecahan kayu dari sebuah kapal yang telah dihantam oleh badai yang sangat dasyhat dan diantara kayu-kayu tersebut terdapat seorang bayi mungil tersangkut diatas puing- puing kayu yang mengapung.

Bayi mungil ini terapung-apung dipermainkan ombak hingga akhirnya sepasang naga itu menolong dan mengasuhnya banyi tersebut disarang mereka. Dikarena sepasang naga tersebut tidak mempunyai keturunan lalu bayi itu mereka jadikan sebagai anak pungut dan diberi nama dengan Putri Bungsu atau lebih dikenal dengan Putri Naga. Sepasang naga dan si putri bungsu mendiami sebuah daratan disekitar Desa Batu Itam Kecamatan Tapaktuan Aceh Selatan.

Pada masa itu sering terlihat masuknya kapal – kapal dagang dari negeri luar ke wilayah Aceh Selatan untuk membeli rempah-rempah yang tumbuh subur didaerah itu. Nilam, cengkeh dan pala merupakan komoditi yang paling banyak terdapat di daratan Aceh Selatan, tak heran lalu lintas perairan dikawasan itu cukup ramai.

Lagenda Naga
Alkisah, Sepasang naga itu sangat senang memiliki putri berbentuk manusia. Dengan penuh kasih sayang sepasang naga tersebut mengasuh dan merawat si putri. Sementara itu, setelah selamat dan menepi kedarat orangtua kandung si Putri (asal dari Cina) begitu sedih kehilangan si buah hatinya setelah perahu mereka kandas dihempas badai dahsyat. Mereka sempat berpikir bahwa anak perempuan kesayangannya sudah hilang dan tenggelam dalam lautan, sehingga dengan perasaan sedih dan pilu, merekapun kembali kenegeri asal dengan menumpang kapal dagang yang lain.
Sepasang Naga itu sangat menyanyangi putri pungut mereka. Bahkan, Naga betina selalu memeluk
putri kecil pungutnya itu dalam cengkeramnya agar tidak hilang. Layaknya anak-anak, setelah sadar putri bungsu dari pingsannya, dia ketakutan dan menangis sejadi-jadinya saat melihat sosok Naga yang menyeramkan. Walaupun sedih, sepasang naga tersebut berupaya agar Putri bungsunya itu tidak merasa ketakutan dan mau menerima mereka sebagai keluarga barunya. Seiring berjalan waktu, Putri bungsu akhirnya menerima keadaannya dan bergaul dengan hangat dengan sepasang naga itu.

Pemandian Tingkat 7
Saking sayangnya kepada Putri Bungsunya, sang Naga jantan menciptakan sebuah tempat bermain nan indah di gunung itu. Mulai dari tempat pemandian si putri hingga tempat – tempat lainnya. Semuanya itu mereka lakukan agar Putri Bungsu betah dan tidak pergi meniggalkan mereka.

Seiring waktu. Putri Bungsu pun sudah merangkak remaja. Sepasang naga tersebut sangat memuji akan kecantikan Putri Bungsunya itu. Matanya yang sedikit sipit, kulit yang putih serta pembawaannya yang anggun membuat sepasang naga tersebut semakin sayang kepada Putri Bungsunya itu. Mereka sangat memanjakan sang putri. Setelah bertahun - tahun Putri Bungsu yang tinggal dan menetap bersama sepasang naga dalam sebuah gua mulai merasa tidak betah. Berkali-kali putri bungsunya itu meminta pada ‘orangtua asuhnya’ agar diperkenankan untuk keluar melihat daratan dan melihat orang-orang, namun sepasang naga tidak pernah menyetujuinya. Mereka beranggapan, apabila si putri diizinkan keluar, maka kemungkinan putri bungsu pergi meninggalkan mereka. Itulah sebabnya Putri Bungsu tidak pernah dibawa ke daratan.

Sampai pada suatu hari, Putri Bungsu bertekat untuk segera meninggalkan kediaman tempat tinggal orang tua asuhnya tersebut. Niat putri bungsu untuk melarikan diri ini pun dirancang dengan sematang-matangnya sehingga kedua naga yang cerdas itu tidak mengetahuinya. Hari demi hari terus berlalu, Putri Bungsu yang jelita semakin patuh pada aturan sepasang naga itu. Hal ini membuat sang naga percaya bahwa si putri bungsunya itu tidak akan meninggalkan mereka. Oleh karena demikian, sering terlihat sepasang naga pergi mengarungi lautan dan meninggalkan Putri Bungsu sendiri di goa di tempat kediaman mereka.

Putri Bungsu bukanlah gadis yang bodoh. Meskipun sering ditinggalkan sendiri oleh sepasang naga sehingga peluang si putri bunsu terbuka untuk pergi, tapi demi menjaga kepercayaan Putri Bungsu kepada sang naga kepadanya, dia membiarkan keadaan tersebut berlangsung begitu saja. Sampai, pada suatu ketika terlihat sebuah kapal yang melaju agak dekat dengan kediamannya. Dalam hatinya merasa sangat gembira tatkala terlihat olehnya orang-orang yang berpakaian rapi berdiri dianjungan kapal. Pada saat itu Putri Bungsu dengan berani menampakkan diri dipenggir goa agar keberadaannya disitu menjadi perhatian setiap kapal-kapal yang lewat.

Sampai pada suatu ketika, sepasang naga berpamitan untuk pergi dengan waktu yang agak lama sehingga sang naga harus meninggalkan sang putri sendirian digoa. Sang Putri sangat Senang karena dalam kurun waktu tersebut, rencananya untuk melarikan diri akan terlaksana. Begitulah, setelah puluhan kilometer naga pergi meninggalkan Putri Bungsu, ada sebuah kapal yang sedang berlayar di dekat kediaman Sang Putri tinggal dan kebetulan sudah menyaksikan keelokan sang putri dan nakhkoda kapal pun segera bersandar didekat pulau itu, dan kemudian membawa Sang Putri Bungsu untuk berlayar bersamanya. Seperti bisanya, setiap kapal tidak berani mendekati pulau tersebut dikarenakan sering bertiup angin kencang dan sering membuat awak kapal sangat kerepotan menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam. Hal itu disebabkan oleh ulah sepasang naga yang tidak ingin tempat kediaman mereka didekati oleh manusia-manusia.

Setelah Sang Putri berlayar dengan rombongan kapal tadi , Naga betina merasa khawatir dan hatinya tidak nyaman hingga sepasang naga tersebut memutuskan untuk kembali ketempat kekediaman mereka. Sesampai tempat kediaman mereka betapa bingungnya kedua naga itum, karena sang Putri Bungsu mereka tak ada tanda keberadaannya. Sampai seluruh sudut pulau itu mereka susuri namun sayangnya sang Putri Bungsu tak ada. Sang Naga Betina meresa sangat sedih sementara sang  naga jantan marah dan gundah.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari Putri Bungsunya itu dilautan lepas. Sasaran mereka adalah kapal-kapal yang lewat di sekitar itu. Saat itu terlihat sebuah kapal yang melaju dekat dengan sebuah pulau besar. Dengan segera sepasang naga tersebut lansung mengejarnya. Setelah mengintai kapal tersebut, sang Naga melihat Putri Bungsu berada disana. Kedua naga tersebut sangat marah, mengira Putri mereka telah diculik oleh manusia sehingga kapal dan seluruh penumpang menjadi terancam dikala itu. Dengan sangat ketakutan, seluruh para penumpang kapal berteriak – teriak. Teriakan mereka terbawa angin sampai terdengar pada sebuah goa yang bernama Goa Kalam.

Gua Kalam

Didalamnya goa tersebut terdapat seorang tua yang sedang bertapa (tidak ada keterangan siapa nama sebenarnya dari tokoh ini). yang disebut-sebut dengan Tuan Tapa. Mendengar teriakan ketakutan para awak kapal tadi Tuan Tapa merasa tidak nyaman. Lalu, Tuan Tapa mengambil tongkatnya dan keluar dari goa itu, dengan kesaktiannya, Tuan Tapa melihat dengan jelas  terjadi perkelahian antara sepasang naga dengan penumpang kapal ditengah lautan.

Tanpa menunggu lama, Tuan Tapa kemudian merubah ukuran tubuhnya menjadi besar. konon katanya laut didaerah Tapaktuan hanya sebatas pinggangnya Tuan Tapa). Lalu, Tuan Tapa menengahi perkelahian yang tidak seimbang itu. Namun sepasang naga itu yang sudah khilaf berbalik menyerang Tuan Tapa. Pada saat itu terjadi gelombang besar karna ulah gerakan sepasang naga itu, kapal pun terlempar jauh. Namun, perkelahian antara Tuan Tapa dan sepasang naga berlangsung sangat seru. Bertubi – tubi kedua naga menyemburkan api dari mulutnya, ekor dan cakarnya juga ikut menyerang Tuan Tapa. Namun, berkat kesaktian dari Tuan Tapa, semua serangan naga itu berhasil diredam.

Akibat perkelahian itu Naga dan Tuan Tapa, Pulau besar yang berada ditengah laut pun hancur dan terpisah-pisah menjadi 99 buah, yang sekarang di namai Pulau Banyak yang berada di  Aceh Singkil

Pulau Banyak

Pada saat itu, Tongkat Tuan Tapa berhasil mengenai tubuh sang Naga jantan sehingga hancur terberai. Darah Sang Naga Jantan memancar keluar, sebagian besar terpencar ke daerah bagian pesisir dan membeku (sekarang dinamai dengan Desa Batu Sirah atau Batee Mirah). Sementara hati dan jantungnya juga tercampak kepesisir (sekarang dinamai Desa Batu Itam ). Sang Naga Jantan mati dengan tubuh hancur.

Batu Mirah

Melihat sang Naga Jantan Mati, Naga betina merasa ketakutan lalu mencoba melarikan diri. Demi menghindar dari kematian, Naga Betina yang panik saat itu lari tanpa tujuan, higga  menabrak sebuah pulau lainnya sehingga pecah menjadi dua bagian (yang sekarang dinam dengan Pulau Dua, berada diwilayah laut Bakongan Timur  Aceh Selatan).

Akibat dari pertempuran antara  Tuan Tapa dan sepasang Naga, masih meninggalkan jejak berupa tongkat. Setelah dipugar, Tongkat itu, dipercayai sebagai tongkat Tuan Tapa.

Makan Tuan Tapa
Bekas Tapak Kaki Tuan Tapa

Namun, Bagaimana nasib sang Putri Bungsu? menurut cerita, Sang Putri Bungsu akhirnya kembali ke kehidupan normal layaknya manusia dan hidup bahagia bersama kedua orangtuanya didaratan cina.

Lagenda ini telah diperkuat dengan beberapa bukti sejarah yang telah ditinggalkan oleh Si Tuan Tapa berupa tongkat dan topinya yang kini berada di tengah laut Tapaktuan dan hanya bisa di lihat dari sebuah gunung yang dinamai Gunung Lampu saat menjelang pasang sudah surut. Dan kemudian ada juga sebuah Tapak kaki dan makam Tuan Tapa yang berukuran besar.

Begitulah sedikit cerita tentang Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga di Kota Tapaktuan. Banyak terdapat versi yang beredar dalam masyarakat Kota Tapak Tuan. Inilah  sebuah legenda yang hebat agar generasi mendatang mengetahui tentang asal usul sebutan Kota Naga yang dikenal dengan Kota Tapaktuan yang dimana terdapat beberapa ornamen - ornamen peninggalan daerah itu.

Previous
Next Post »

2 comments

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete
  2. Casino - The Wink Casino Review
    We review 토토 배당률 the Casino. Play 사다리사이트 Slots, Table Games, Bingo, Blackjack and a range of 넥스트벳 games 벳시티먹튀 with bonus features! Exclusive free spins on 잭팟시티 registration.

    ReplyDelete